Tuesday, February 17, 2015

Dari : Riwanto Zulki
Zona Nyaman Lebih Nikmat atau Zona Iman Penuh Pergumulan

            Ketika melayani di gereja Oikumene yang ada di perkebunan tebu Lampung Timur, saya mengenal istilah yang sering saya dengar dari orang-orang yang tinggal di perkebunan yaitu “Jalan Lintas Berbahayaâ€. Mula-mula saya heran dengan sebutan itu, padahal jalan itu baru dibangun dan masih mulus hampir seperti jalan tol Jagorawi. Dan kondisi jalan itu jauh lebih baik dibanding dengan jalanan dalam perkebunan yang berlumpur bila musim hujan dan berdebu apabila musim panas. Ternyata jalan lintas timur tersebut sering terjadi kecelakaan sampai mengakibatkan kematian baik para karyawan perkebunan dan juga keluarganya. Karena jalan yang mulus (sangat kontras dengan kondisi jalan dalam perkebunan), juga sepi, karena tidak banyak yang melintas, sehingga sering membuat para sopir melaju dengan sangat kencang. Karena terlalu kencang, kadang tidak memperhatikan kendaraan yang lainnya yang datang dari arah yang berlawanan, dan itulah yang sering menyebabkan terjadinya kecelakaan
  yang mematikan.

Ternyata jalan yang begitu nyaman itu sangat berbahaya jika tidak dilalui dengan kewaspadaan yang tinggi, lebih berbahaya dari jalan yang berlumpur dan berdebu. Itulah sebabnya ketika memasuki jalan ini, salah seorang jemaat yang mobilnya selalu siap untuk mengantar saya jika ada pertemuan di Kota, ia selalu mengingatkan sopirnya jika melintasi jalan tersebut agar selalu berhati-hati dan kalau ngantuk lebih baik minggir dan istirahat. Dalam hidup juga demikian, seringkali yang kelihatan aman dan nyaman justru menimbulkan bahaya bahkan kematian. Karena itu berhati-hatilah dengan zona nyaman.

            Seorang Psikolog bernama Alasdari White mendefinisakan arti zona nyaman adalah “aktivitas mental dimana seseorang menjaga dirinya dari rasa cemas dengan menggunakan perilaku-perilaku untuk menciptakan performa yang stabil, dan biasanya tidak ada keinginan untuk mengambil resikoâ€.  Sebenarnya dari pengertian ini terkesan tidak ada yang salah. Orang melindungi/protek diri dari bahaya kan sah-sah saja? Tetapi bahayanya tidak siap terhadap tekanan dan kesulitan yang datang. Dan kecenerungannya adalah karena takut gagal, maka ia memilih untuk tetap pada keadaannya dan tidak berani mencoba inovasi yang baru. Orang seperti ini cenderung menolak perubahan, dan sulit mengambil keputusan. Dan hanya tetap berada di zona dimana dia berada merasa nyaman.

    Dalam Alkitab banyak contoh-contoh bahaya yang didapatkan oleh orang-orang yang hidup di dalam zona nyaman. Misalnya, orang kaya yang bodoh dalam Lukas 12:19, dia merasa nyaman dengan kekayaannya dan dia berkata â€Jiwaku, ada padamu banyak barang, tertimbun untuk bertahun-tahun lamanya; beristirahatlah, makanlah, minumlah dan bersenang-senanglah!†Tetapi apa yang terjadi malam itu juga, dia mati tanpa membawa satupun harta bendanya. Kemudian contoh lainnya dalam Perjanjian Lama, yaitu kisah 12 pengintai Israel di Kitab Bilangan 13 yang mengamat-amati tanah Kanaan? Mereka melaporkan bahwa tanah tersebut memang berlimpah susu dan madunya. Tetapi karena kekuatiran dan ketidakpercayaan terhadap penyertaan Tuhan, mereka juga menyampaikan kabar buruk (mereka lebih takut pada orang-orang yang tinggal di tanah kanaan itu, begitu kuat dan gagah), dampaknyanya umat Israel memberontak kepada Tuhan,  dan akhirnya Tuhan menghukum mereka.

Daya tarik hidup dalam zona nyaman masih mengintai kehidupan umat manusia hingga masa kini. Bahkan termasuk di dalamnya adalah gereja. Perhatikan banyak gereja yang hanya mengejar fasilitas dan kenyamanan ibadah, tanpa berusaha mencoba inovasi yang baru untuk membangun pertumbuhan iman jemaat, akibatnya akan mengalami kejenuhan rohani karena yang penting rutinitas dan pastinya kehadiran gereja menjadi tidak bermakna bagi masyarakat sekitar. Orang yang selalu mencari zona nyaman, tidak mengalami pertumbuhan dalam imannya. Kita bisa bandingkan dengan perumpamaan Yesus tentang Seorang Penabur khususnya dalam Lukas 8:14, Zona nyaman nya adalah kekuatiran, kekayaan dan kenikmatan hidup. Yesus berkata dampak dari kekuatiran dan kenyamanan hidup adalah  mereka tidak menghasilkan buah yang matang.

Oleh sebab itu kita perlu keluar dari zona nyaman. Tokoh-tokoh dalam Alkitab yang mau keluar dari zona nyaman adalah, Zakheus. Seorang kaya, ia menembus kerumuman orang banyak, ia tidak perduli penghakiman orang yang menganggapnya orang penuh dosa, karena itu ia mau bertemu dengan Tuhan Yesus. Tetapi Yesus berkata: â€Hari ini telah terjadi keselamatan kepada rumah ini†(Luk. 19:9). Kejadian 13:2 berkata â€Adapun Abram sangat kaya, banyak ternak, perak dan emasnya.† Dalam Perjanjian Lama, kita mengenal tokoh Musa. Ia lebih memilih hidup menderita dan sengsara dengan umat Allah dan menolak disebut putri Firaun. Ibrani menyebut alasan Musa melakukannya adalah karena iman (Ibrani 11:24-25).

Bagaimana dengan kita ? Dalam dunia ini kita diperhadapkan dengan dua pilihan, yakni zona aman atau zona iman. Manakah yang kita pilih? Zona nyaman memang menawarkan hidup seakan akan lebih nikmat tetapi dampaknya iman tidak bertumbuh, hidup kita tidak menghasilkan buah yang matang. Tetapi zona iman, walaupun seakan-akan penuh pergumulan, namun dampaknya adalah iman kita semakin bertumbuh, hidup kita menghasilkan buah yang matang dan pastinya menjadi berkat buat banyak orang.


Shalom, Tuhan Yesus memberkati.

No comments:

Post a Comment

Total Pageviews