Jangan bersukacita kalau musuhmu jatuh, jangan hatimu beria-ria kalau ia terperosok
Amsal 24;17
Secara umum, lawan adalah kompetitor yang dibutuhkan, seperti seorang petinju yang membutuhkan "sparing partner" atau lawan tanding, untuk meningkatkan kemampuannya atau meraih gelar tertentu
Tetapi "musuh" adalah orang yang kita tidak sukai, kita benci, karena menyebabkan kerugian baik secara fisik atau psikis, sakit hati, kekecewaan dan biasanya, kita akan bersorak-sorai, bergembira ria apabila kita melihat atau mendengar musuh kita mengalami malapetaka, masalah dan penderitaan, lalu kita biasanya mengucap syukur atas itu dan berkata "Tuhan itu adil"
Tetapi Yesus tidak mengajarkan hal seperti itu, Dia mengajarkan sesuatu yang jauh berbeda dengan apa yang diajarkan dunia, "Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu"
Membalas kebaikan dengan kejahatan berarti membiarkan iblis mempengaruhi kita, membalas kebaikan dengan kebaikan adalah sesuatu yang wajar, manusiawi, tetapi membalas kejahatan dengan kebaikan adalah sifat Ilahi
Alkitab berkata, "Karena dengan demikian kamu menjadi anak-anak Bapamu yang di sorga", kalau kita seringkali menganggap diri sebagai anak Tuhan, maka apa yang Tuhan katakan harus kita lakukan, kasihilah musuhmu
Tentu mengasihi orang yang menyakiti kita, yang kita anggap sebagai musuh bukanlah hal yang mudah, karena kita harus mengampuni untuk bisa mengasihi
Yesus sudah memberi teladan kepada kita, Dia disesah, dianiaya, diludahi, disalibkan, tetapi Yesus justru berdoa agar mereka diampuni, "Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat"
Dia tidak mengutuki para penganiaya Dia, Dia tidak memerintahkan para malaikat untuk menghabisi mereka, tetapi justru dia mengasihi mereka, mereka sedang menuju kematian kekal
Alkitab juga berkata, "Kasihilah musuhmu, berbuatlah baik kepada orang yang membenci kamu
Tuhan Yesus memberkati
No comments:
Post a Comment